Sejarah Perkembangan Elektronika
Posted by: Editor in Elektronika
Lahirnya
elektronika sebenarnya mula-mula atas tuntutan kebutuhan manusia akan
sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi menggunakan telepon yang
ditemukan oleh A.G. Bell pada tahun 1876 masih terlalu sederhana, banyak
keterbatasan-keterbatasannya. Untuk memungkinkan hubungan yang mencapai
jarak jauh dan mutu yang baik serta kapasitas saluran yang tinggi,
dituntut adanya penguatan sinyal, modulasi, demodulasi serta
multipleksi. Dan untuk mencapai jarak yang lebih jauh lagi dengan beaya
yang lebih murah, diperlukan penggunaan media gelombang elektromagnetik.
Pada
tahun 1896 Marconi berhasil menciptakan telegrap radio,telegrap tanpa
kabel, tetapi menggunakan media gelombang elektromagnetik. Dengan
demikian tuntutan jarak yang jauh dapat dipenuhi. Namun
tuntutan-tuntutan yang lain belum dipenuhi, sehingga para ahli terus
bekerja tanpa mengenal lelah.
Pada
tahun 1904 Sir Ambrose Fleming menemukan tabung hampa dengan dua
elektrode (tabung dioda), yang dinamakannya “valve” (katup). Katup ini
dapat berfungsi sebagai detektor sinyal-sinyal dari telegrap radio
Marconi. Dua tahun kemudian yakni tahun 1906, De Forest meletakkan
elektroda ketiga (kisi) pada katup Fleming sehingga ditemukanlah tabung
trioda, yang ia beri nama audion. Audion ini dapat berfungsi antara lain
untuk memperkuat sinyal-sinyal tersebut. Jadi mulai tahun 1904 ini
sebenarnya orang sudah mulai mengendalikan gerakan-gerakan elektron
dalam ruang hampa, sehingga tahun itu dapat dipandang sebagai tahun
“kelahiran” Elektronika. Namun ada orang yang menyatakan tahun 1906
yakni tahun ditemukannya tabung trioda ini sebagai tahun “kelahiran”
Elektronika, ada pula yang menyatakan tahun 1911 yakni tahun
diperolehnya tabung trioda yang lebih handal (setelah disempurnakan
tabung hampa udaranya dan digunakan katoda lapis oksida).
Dengan
ditemukannya tabung trioda ini dan lebih-lebih dengan ditemukannya
tabung iconoscope yaitu tabung hampa yang merupakan alat dasar dalam
kamera televisi oleh Vladimir Zwonykin padaa tahun 1920, maka industri
radio dan televisi berkembang pesat.
Ditinjau
dari daya yang digunakan, kecepatan, ukuran geometrik, berat dan
kemudahan rusak, tabung triodadiatas masih banyak
keterbatasan-keterbatasannya. Oleh karena itu para ahli berusaha untuk
memperoleh alat yang mempunyai fungsi sama, tetapi dengan
keterbatasan-keterbatasan minimal.
Pada
tahun 1948 John Bardeen, Walter H. Brattain dan William Shockley
menemukan alat tersebut, yang diberi nama transistor. Transistor ini
dibuat dari bahan semikonduktor, dan transistor ini dapat menggantikan
fungsi tabung trioda. Karena tidak menggunakan filamen pemanas seperti
pada tabung hampa, transistor tidak banyak memakan daya. Disamping itu
ukurannya kecil dan tidak mudah pecah. Akibatnya radio yang menggunakan
transistor dapat dibuat berukuran kecil dan dapat menggunakan baterai
sebagai sumber daya listriknya. Disamping itu transistor dapat
diproduksi secara massal sehingga harga menjadi murah. Demikian pula
dengan menggunakan transistor orang dapat membuat komputer elektronika
yang lebih kecil tetapi mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada jika
menggunakan tabung hampa.
Hubungan
antar komponen rangkaian elektronika dalam era transistor ini pada
umumnya menggunakan PCB (Printed Circuit Board = papan rangkaian
tercetak), melalui penyolderan. Suatu kelemahan dari hubungan semacam
ini adalah reliabilitas tidak prima disamping ukuran masih cukup besar,
walaupun tidak sebesar pada rangkaian dengan tabung hampa. Karena itu
para ahli berusaha untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan ini.
Pada
tahun 1958 J.S. Kilby menemukan rangkaian terpadu (IC = “integrated
circuit” = rangkaian terintegrasi), suatu keping (chip) silikon tunggal
yang ukurannya sangat kecil (≈1 mm2) yang diatasnya berisi rangkaian
elektronika yang diproses dengan teknik-teknik difusi dan pengendapan.
Semenjak ditemukan rangkaian terpadu tersebut, jumlah komponen per chip
terus berkembang sehingga dewasa ini dikenal IC jenis SSI (“Small Scale
Integration”), MSI (“Medium Scale Integration”), LSI (“Large Scale
Integration”), VLSI (“Very Large Scale Integration”), yang masing-masing
mempunyai jumlah komponen transistor) per chip 10-100, 100-1000,
1000-100.000, dan > 100.000. Dengan ditemukannya rangkaian terpadu
ini sejarah elektronika mengalami babak baru yaitu babak
mikroelektronika.
Dengan semakin
meningkatnya jumlah komponen per chip dalam rangkaian terpadu (IC) ini
maka terdapat kecenderungan pemakaiannya menjadi makin khusus, sehingga
tidak diproduksi secara besar-besaran, akibatnya harganya menjadi mahal.
Pada
tahun 1971 perusahaan elektronika Intel Inc di Amerika Serikat berhasil
membuat IC mikroprosesor, yang merupakan “otak” dari komputer. IC
mikroprosesor ini bersifat fleksibel, mempunyai fungsi hampir mirip tak
terbatas. Dengan perangkat keras yang sama dapat diperoleh berbagai
fungsi, hanya dengan merubah program. Akibatnya dapat diproduksi dalam
jumlah cukup banyak dengan harga relatif murah.
Jika
diamati perkembangan elektronika dari sejak “kelahirannya” sampai
sekarang, nampak bahwa perkembangan tersebut menuju miniaturisasi
komponen. Bahkan dewasa ini telah ditemukan “one chip micro computer”
atau mikro komputer dalam satu chip. “Komponen” baru ini terdiri atas
mikroposesor, memori baca tulis, memori baca, dan unit input-output yang
seluruhnya terletak dalam satu chip. Disamping itu perkembangan menuju
ke arah peningkatan kemampuan, dan “intelegensi”.
0 komentar:
Posting Komentar