teknik soldier

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

wairing amplifier

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

kamera cctv

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

layout amplifier ocl 150 watt

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

subwoofer jbl

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 14 Februari 2015

JENIN-JENIS SPEAKER AKTIF DAN CARA MERAKITNYA

JENIS-JENIS SPEAKER AKTIF DAN CARA MERAKITNYA

CARA KERJA SPEAKER AKTIF
Speaker merupakan mesin penterjemah akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam dan dikodekan pada tape, CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satudrivers atau lebih.
DRIVER TYPE
Audio Engineering adalah sebuah individual electrodynamic drivers yang
menyediakan kualitas dan performa yang lebih dari 3 Octaves. Multiple drivers
(e.g., subwoofers, woofers, mid-range drivers, tweeters) yang biasa digunakan
pada loudspeaker system yang lengkap untuk melebihi 3 octaves.
Mengapa harus beli speaker aktif ?
Mengapa harus beli speaker aktif ?
Untuk menghasilkan suara yang mantap dan jenih baik dalam bass , treble ataupun vocal yang banyak di pakai dalam aplikasi untuk musik, mp3 fomat , games, ponsel musik dan movie.
OK tidak perlu banyak komentar lagi, segera saja panaskan solder Anda dan ikuti
penjelasan dibawah ini untuk membuat speaker aktif yang murah tapi dengan
kualitas yang tidak murahan.

Merakit speaker aktif dengan biaya murah tapi tidak murahan
OK tidak perlu banyak komentar lagi, segera saja panaskan solder Anda dan ikuti penjelasan dibawah ini untuk membuat speaker aktif yang murah tapi dengan kualitas yang tidak murahan.
Tabel Bahan Untuk Merakit Speaker Aktif
Bahan untuk rangkaian speaker aktif
Nama KomponenUkuran / SatuanJenisJumlah
Resistor1 K Ohm 0,5 wattMetal Film8
Resistor1 K 2 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor2 K 2 Ohm 0,5 wattMetal Film5
Resistor4 K 7 Ohm 0,5 wattMetal Film6
Resistor5 K 6 Ohm 0,5 wattMetal Film6
Resistor8 K 2 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor6 K 8 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor10 K Ohm 0,5 wattCarbon Shield4
Resistor15 K Ohm 0,5 wattCarbon Shield2
Resistor47 K Ohm 0,5 wattCarbon Shield2
Resistor330 K Ohm 0,5 wattCarbon Shield6
Resistor100 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor220 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor330 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor820 Ohm 0,5 wattMetal Film2
Resistor0,1 Ohm 5 wattWire Wound4
Potensiometer50 K OhmMono1
Potensiometer100 K OhmCT Stereo3
Capasitor100 pF 50 voltCeramic2
Capasitor4,7 nF 50 voltCeramic2
Capasitor39 nF 50 voltCeramic2
Capasitor47 nF 50 voltCeramic2
Capasitor1 uF 50 voltElectrolite2
Capasitor47 uF 50 voltElectrolite6
Capasitor220 uF 50 voltElectrolite4
Capasitor470 uF 50 voltElectrolite1
Capasitor4700 uF 50 voltElectrolite2
DIODA1N 4002 2 wattSilicon4
DIODA1N 4005 2 wattSilicon4
DIODA1N 4148 2 wattGermanium2
TransistorC 945Electrolite8
TransistorC 1815 Electrolite2
TransistorA 1015Electrolite2
TransistorBD 139Electrolite2
TransistorBD 140Electrolite2
TransistorTIP 132Electrolite4
Speaker4 inchi 8 Ohm 100 wattSubwoofer2
Speaker8 Ohm 50 wattTweeter2
Kawat tembaga email0,5 mm-----7,5 M
Papan PCB25 X 20 cmsingle side1
Papan PCB13 X 13 cmsingle side1
Ferri Cloride----------200 gr
Spidol Tahan Air----------1
Bahan Untuk Body Speaker
Kayu Lapis ( Tripleks ) berisi serbuk tebal 2 cm
Stereo Foam ukuran 1 X 1 M
Spon Busa untuk Reflektor Bass
Pelapis untuk Body speaker ( Plastik scotlead atau Pelitur )
Lem Putih
Setelah bahan-bahan tersebut sudah Anda siapkan, sekarang mari kita mulai proyek kita. Ikuti Langkah-langkah pembuatan speaker aktif idaman kita seperti dibawah ini.
MEMBACA RANGKAIAN KOMPONEN DAN MEMBUAT PCB UNTUK RANGKAIAN KOMPONEN
  • Lihat Rangkaian elektronika yang ada dibawah ini. Yang pertama Anda lakukan adalah melihat koneksi-koneksi antar komponen. Perhatikan baik-baik mengenai kutub-kutub dari komponen seperti DIODA, TRANSISTOR dan ELCO ( Elektrolit Condensator ) jangan sampai terbalik kutub nya karena komponen ini mempunyai resiko yang tinggi untuk meledak jadi hati-hatlah. Bila Anda belum begitu paham dengan teknik dasar elektronika sebaiknya Anda ikuti tutorial tentang pengenalan elektronika dasar dahulu di halaman World Of Electronics pada situs ini juga.
  • Siapkan PCB kosong serta spidol Anti air seperti yang disebutkan diatas. Buatlah dahulu koneksi untuk kaki TRANSISTOR, DIODA, ELCO setelah itu baru untuk komponen yang lainnya. PERHATIAN.. Penempatan kaki komponen ada disisi yang tidak ada lapisan tembaganya, jadi penempatan titik-titik untuk kaki komponen berada dalam keadaan terbalik, disini Anda juga harus paham teknik pembuatan layout PCB, bila Anda belum paham mengenai teknik tersebut Anda juga dapat melihat TIP pembuatan PCB yang ada disitus ini juga klik link ini untuk menuju ke Halaman tersebut.
  • Buat PCB untuk rangkaian CATU DAYA terlebih dahulu baru kemudian PCB untuk rangkain SPEAKER AKTIF. Karena rangkaian untuk catu daya tidak begitu banyak komponen nya, ini untuk melatih Anda menjadi lebih mengerti tentang design Lay Out PCB.
  • Anda memerlukan alat untuk melubangi koneksi kaki untuk komponen tersebut yaitu sebuah BOR tangan atau listrik dengan mata BOR berdiameter 0,5 mm.  
Rangkaian Catu daya untuk Speaker Aktif Keterangan gambar
T1= Transformator ( trafo ) primary 220 V, secondary 2 X 24 volt CT
D1 - D2= Dioda 1N4005
C1 - C2= Electrolit Condensator 4700 uF / 50 Volt
C3 - C4= Capasitor keramik 47 nF
R1 - R2= Resistor Wire Wound 1 Ohm 5 W
IC 1= IC Regulator Positif LM 7824
IC 2= IC Regulator Negatif LM 7924
Posisi dari komponen-komponen catu daya berada diatasnya, penempatan komponen dalam posisi cermin. Lihat gambar berikut.

Posisi Komponen nampak dari atas
 bentuk fisik dari LM 7824  
Setelah rangkaian dari CATU DAYA untuk SPEAKER AKTIF selesai dirakit, tes dahulu tegangan keluaran dengan mempergunakan AVR. Cara mengetes rangkaian catu daya :
  • Putar tombol AVR ke posisi tegangan DC 50 V, aktifkan rangkaian catu daya dengan menghubungkan ke bagian secondary dari TRAFO ke rangkaian catu daya. Perhatikan jangan terbalik antara secondary dan primary dari TRAFO.
  • Beri arus listrik AC 220 Volt pada bagian primary dari TRAFO.
  • Tempelkan Kabel berwarna Hitam dari AVR pada Titik CT pada rangkaian, dan tempelkan kabel merah AVR ke Titik OUTPUT POSITIF ( + 24 V ) dari rangkaian. Lihat jarum penunjuk pada AVR. Bila rangkaian benar, maka jarum dari AVR akan menunjukan tegangan 24 V.
  • Tempelkan Kabel berwarna Hitam dari AVR pada Titik OUTPUT NEGATIF ( - 24 V ) dari rangkaian, dan tempelkan kabel merah dari AVR ke Titik CT dari rangkaian. Bila rangkaian benar maka jarum penunjuk dari AVR akan menunjukan tegangan 24 V juga.
    Rangkaian catu daya telah kita buat, sekarang adalah merangkai Proyek Utama kita yaitu Rangkaian Speaker aktif . Rangkaian PCB nya seperti gambar berikut :

Skema jalur PCB Speaker Aktif Ukuran sebenarnya

Posisi komponen yang diletakan pada PCB
Keterangan Tambahan
1. 1K7. 330K13. 330K
2. 4K78. 47K 14. 330K
3. 330K 9. 4K715. 5K6
4. 47K10. 330K16. 5K6
5. 1K11. 330K17. 2K2
6. 4K712. 4K718. 5K6
Simpan skema pertama diatas dengan cara mengklik kanan mouse lalu pilih SAVE PICTURE AS. Cetak skema tersebut dengan printer ( Skema PCB diatas merupakan ukuran yang sebenarnya ). lalu tempelkan pada PCB kosong. Usahakan posisi penempelan PCB kosong, sesuai dengan jalur gambar yang di cetak. Kemudian gunakan BOR untuk melubangi PCB dengan mengikuti titik-titk hitam pada gambar, setelah di lubangi kemudian lukislah jalur-jalur tersebut dengan menggunakan spidol. Hati-hati jangan sampai jalur yang tidak ikut terhubung, menjadi rapat dengan yang lainnya. Setelah itu ETCHING lah PCB tersebut seperti yang telah Anda lakukan terhadap proses pembuatan PCB CATU DAYA sebelumnya, memang yang ini lebih sedikit lebih rumit dan perlu ketelitian yang besar.
Pada gambar kedua diperlihatkan bagaimana Anda menyusun komponen-komponen pada tempatnya. Bila Anda cukup mahir dengan PROSES SABLON tentunya akan lebih membantu dan proses diatas dapat dilakukan dengan mudah dengan memanfaatkan proses cetak sablon sehingga Anda tidak lagi memerlukan spidol untuk melukiskan jalur-jalur PCB diatas. Hasil cetak dengan sablon sangat dianjurkan, sayangnya teknik penyablonan tidak termasuk lingkup EXACTA sehingga, bagi Anda yang ingin mempelajari TEKNIK CETAK dengan SABLON dengan sangat disayangkan tidak dibahas pada situs ini, Anda bisa mencari referensi mengenai teknik sablon dari BUKU atau SITUS yang lain. Tapi saya mempunyai sedikit solusi mengenai masalah ini, Bila Anda menganggap terlalu jauh untuk mempelajari teknik penyablonan. Anda bawa saja hasil cetak tersebut ke tukang sablon dan mintalah bantuan darinya untuk menyetak skema PCB tersebut pada PCB kosong atau Anda bisa minta dibuatkan screen cetak dari skema diatas yang mungkin nanti Anda bisa gunakan screen itu untuk mencetak lagi dilain hari.
OK kita kembali lagi ke pokok pembahasan kita. Lupakan saja mengenai teknik penyablonan bila Anda menganggap proses tersebut memakan biaya yang besar, toh dengan menggunakan spidolpun hasilnya tidak kalah bagus dengan proses sablon bila Anda memang orang yang kreatif dan teliti. Tapi bila Anda termasuk orang yang pemalas dan ingin praktis, Anda dapat memesan PCB yang sudah jadi melalui SSC.
Nah proses selanjutnya adalah merangkai komponen-komponen untuk rangkaian speaker aktif . Perhatikan tata letak pada PCB seperti gambar kedua diatas. Ingat jangan sampai terbalik pemasangan beberapa komponen seperti : TRANSISTOR, DIODA dan ELCO, bila terbalik akan berakibat fatal. Pada gambar kedua disitu ada keterangan CT dan R CT, untuk titik dengan keterangan CT dihubungkan dengan Rangkaian catu daya bagian CT juga. Sedangkan R CT dihubungkan dengan TRIMER POTENSIO ( POTENSIOMETER ) seperti gambar dibawah ini : 

lokasi titik CT
pada potensiometer
Untuk ELCO bagian yang diarsir putih adalah kutub negatif sedangkan untuk DIODA yang diarsir putih adalah tanda dari KATODA nya. Untuk TRANSISTOR bagian yang diarsir putih menunjukkan bahwa itu adalah posisi keping logamnya ( Lihat gambar transistor diatas ). Untuk perkabelan yang menuju titik AUDIO INPUT, gunakan kabel berisi 2 kabel yang diselimuti oleh kabel serabut, hal ini berfungsi untuk mengurangi efek dengung atau noise pada rangkaian. Kabel serabut yang menyelubungi kedua kabel tersebut dihubungkan ke bagian CT ( Ground ) usahakan kabel tersebut jangan terlalu panjang untuk mengurangai impendansi dari kabel.
Langkah berikutnya adalah mengetes rangkaian tersebut, tentu saja setelah Anda menyoldernya dan meneliti ulang apakah posisi dari rangkaian tersebut sudah benar apa belum. Anda hubungkan rangkaian speaker aktif dengan rangkaian catu daya serta speaker. Untuk mengetes AUDIO IN coba Anda gunakan WALKMAN, VCD atau pemutar MP3. Kecilkan potensiometer untuk VOLUME dengan cara memutar kearah kiri ( berlawanan arah jarum jam ) sampai habis. Setel dan putar perlahan-lahan volume pada rangkaian, Tes pula Pengatur BALANCE, TREBLE dan BASS bila semua berfungsi dengan baik maka saya pantas mengacungkan jempol kepada Anda. Selamat.., sampai disini boleh dikatakan Anda sudah 90 persen berhasil.
sumber ;  http://teknikaudiovideo10.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-speaker-aktif-1.html

PERBANDINGAN TV TABUNG,PLASMA,LCD



Perbandingan TV Tabung, Plasma, LCD, dan LED TV

TV melalui perkembangannya yang beragam, mulai mengutamakan sisi ukuran, kualitas gambar, dan mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan. Dimulai dari maraknya TV Tabung, lalu berkembang menjadi Plasma TV, hingga kini yang banyak beredar di pasaran modern seperti LCD TV dan LED TV dengan ukurannya yang tipis.
Bahkan, memiliki TV di rumah atau di kantor sudah merupakan suatu kebutuhan hiburan yang mendasar bagi Anda saat ini. Namun, tahukah Anda perbedaan dari tiap jenis TV tersebut?

Tabel Perbandingan TV Tabung, Plasma TV, LCD TV, dan LED TV

Fitur TV Tabung Plasma TV LCD TV LED TV
Harga Paling rendah Rendah Tinggi Paling Tinggi
Lebar Sudut Pandang Baik Baik Kurang Baik Paling Baik
Ukuran Berat, tebal & besar Berat, tebal & besar Ringan & tipis Paling ringan & paling tipis
Keawetan Tahan lama Tahan lama Sedang Sedang
Daya Listrik Boros Boros Hemat Paling Hemat
Refresh & Response Rate Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
Kualitas Gambar & Warna Sedang Sedang Baik Paling Baik

Rekap Perbandingan TV

TV TABUNG
Harga: Relatif Paling Murah
Lebar Sudut Pandang: Baik
Ukuran: Berat, tebal, besar dan majoritas tidak ada yang lebih besar dari 36″
Keawetan: Tahan lama
Daya Listrik: Boros
Refresh & Response Rate: Tinggi
Kualitas Gambar & Warna: Sedang
PLASMA TV
Harga: Lebih murah dibanding LCD & LED tetapi lebih mahal dibanding CRT
Lebar Sudut Pandang: Baik
Ukuran: Sedikit lebih baik dibandingkan TV Tabung
Keawetan: Tahan Lama seperti TV Tabung tetapi kualitas gambar yang dihasilkan akan menurun seiring lamanya penggunaan
Daya Listrik: Boros
Refresh & Response Rate: Tinggi
Kualitas Gambar & Warna: Sedang
LCD TV
Harga: Relatif lebih mahal dibandingkan TV Tabung & Plasma TV
Lebar Sudut Pandang: Sudut pandang kurang baik (kualitas gambar menurun apabila dilihat dari sudut yang lebih lebar)
Ukuran: Jauh lebih ringan dan tipis dibandingkan TV Tabung & Plasma
Keawetan: Cukup baik
Daya Listrik: Lebih rendah dari TV Tabung & Plasma TV
Refresh & Response Rate: Lebih rendah dari TV Tabung & Plasma TV
Kualitas Gambar & Warna: Warna lebih realistis dan anti glare (tanpa bayangan)
LED TV
Harga: Relatif paling mahal dibandingkan TV Tabung, Plasma TV dan LCD TV
Lebar Sudut Pandang: Terbaik (setara Plasma TV)
Ukuran: Paling tipis dan ringan
Keawetan: Cukup baik
Daya Listrik: Paling hemat. Konsumsi listrik paling rendah dan paling ramah lingkungan
Refresh & Response Rate: Tinggi
Kualitas Gambar & Warna: Tingkat kontras paling tinggi. Tingkat ketajaman gambar & gradasi setara LCD TV

TV Tabung (CRT TV)

CRT (Cathode Ray Tube) TV atau yang biasa disebut dengan TV Tabung adalah teknologi yang umumnya digunakan pada monitor PC dan televisi keluaran lama, dan merupakan cikal-bakal keluarnya jenis TV modern seperti Plasma TV, LCD TV, LED TV.
Gambar yang dihasilkan pada TV Tabung berasal dari katoda tabung yang dipanaskan pada saat TV menyala dan memicu penembakkan elektron dari balik tabung menuju ke phosphor yang terletak di layar (bagian depan). Ketika elektron tersebut mengenai phosphor, hal ini akan menyebabkan layar monitor TV Anda akan menyala.

Isi TV Tabung
Isi TV Tabung

Diagram Cara Kerja TV Tabung
Diagram Cara Kerja TV Tabung
Warna yang dihasilkan pada layar sebenarnya merupakan perpaduan antara tiga warna dasar: merah, hijau, dan biru (RGB).
TV Tabung memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan kebanyakan TV modern. Untuk kualitas gambar yang dihasilkan, TV dengan jenis ini memang dapat dikatakan sebagai yang terbaik dengan harga yang terjangkau. Tingkat kedalaman warna, Response Time, dan lebar sudut pandangnya masih dapat diunggulkan, didukung pula dengan tingkat kontras yang mencapai 15,000 : 1. Selain itu, TV Tabung merupakan TV yang tahan lama bila dibandingkan dengan jenis lainnya.
Ditinjau dari ukurannya, TV Tabung cenderung lebih tebal dan berat, ukuran layarnya pun tidak lebih lebar dari 36 inch pada umumnya. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat jaman sekarang cenderung beralih menggunakan Plasma TV, LCD TV, atau LED TV dengan ukuran yang lebih tipis. CRT TV juga membutuhkan daya listrik yang cukup besar sehingga dianggap tidak ramah lingkungan.

Plasma TV

Plasma TV merupakan perkembangan teknologi yang paling awal pada slim TV dengan resolusi tinggi. Nama “plasma” ini sendiri pada dasarnya disesuaikan dengan prinsip kerjanya, yakni menggunakan plasma (sejenis gas yang dapat memisahkan elektron dari inti atom) untuk memproduksi gambar pada TV. Secara lebih rinci, arus listrik yang masuk akan menghasilkan elektron yang akan bereaksi dengan molekul air raksa (mercury) dan menghasilkan sinar ultraviolet (UV).
Cara Kerja Plasma TV
Cara Kerja Plasma TV
Radiasi dari sinar UV ini akan menghasilkan sel yang berisi gas phosphor dan berwarna dasar RGB (red, green, blue). Ketiga sel warna dasar ini akan bergabung dan membentuk satu pixel (titik pada layar) dan dapat Anda atur komposisi masing-masing warnanya melalui pengaturan pada Plasma TV Anda. Sisa energi yang tidak terserap oleh gas phospor akan diubah menjadi panas dan sebagian kecil lagi keluar dari panel TV yang terbuat dari kaca. Sehingga jika Anda mencoba untuk meraba panelnya saat menyala, akan terasa seperti ada sedikit stun feedback (setrum).
Keunggulan Plasma TV dibanding TV lainnya adalah memiliki sudut pandang yang lebih lebar dan tingkat kontras yang tinggi (10,000 : 1). Selain itu, Plasma TV cenderung lebih murah dibandingkan dengan LCD atau LED, bahkan dengan harga sekian Anda sudah dapat menikmati tampilan gambar yang bagus (tidak blur) karena Plasma TV memiliki tingkat Refresh Rate dan Response Time yang tinggi (hingga 600 Hz).
Namun, perlu diingat pula bahwa Plasma TV saat ini cenderung berbobot lebih berat karena umumnya berukuran di atas 32 inch, serta boros energi listrik. Selain itu, tingkat kualitas gambar yang dihasilkan akan menurun seiring dengan lamanya penggunaan, bahkan dapat menimbulkan burn-in (gambar diam atau berbayang).

LCD TV

LCD (Liquid Crystal Display) TV adalah teknologi pada TV yang menggunakan liquid crystal technology untuk memproduksi gambar, umunya seperti yang terdapat pada monitor PC yang beredar di pasaran saat ini. TV dengan jenis ini memiliki keunggulan dari segi ukuran sehingga Anda dapat menemukannya di toko-toko elektronik dengan varian ukuran yang lebih beragam.
Teknologi LCD Sudah Biasa Digunakan Pada Monitor Komputer
Teknologi LCD sudah biasa digunakan pada monitor komputer
Selain itu, teknologi anti-glare (tanpa bayangan), warna yang lebih realistis, low-radiation, namun dengan konsumsi listrik yang lebih rendah dari Plasma TV, menyebabkan LCD TV cocok digunakan sebagai layar PC Anda di rumah maupun di kantor.
Cara Kerja LCD TV
Cara Kerja LCD TV
Kelemahan mendasar dari LCD TV ini pada umumnya dapat Anda rasakan ketika menonton TV terutama di ruang yang kurang pencahayaan. Jika dibandingkan dengan jenis TV lainnya, LCD TV akan menghasilkan kualitas gambar dan kontras yang kurang baik apabila dilihat dari sudut yang lebih lebar. Selain itu, tingkat Refresh Rate dan Response Time yang rendah menyebabkan TV ini menghasilkan gambar yang sedikit lebih lambat bila dibandingkan dengan TV lainnya.
Anda dapat membuktikannya dengan cara menonton TV Tabung (CRT) dan LCD TV secara bersamaan. Hingga saat ini, para produsen LCD TV masih mematok harga yang cukup mahal pada produk LCD TV dengan ukuran yang lebih besar.

LED TV

LED (Light Emitting Diode) TV merupakan salah satu perkembangan terbaru pada TV yang pada dasarnya mengadopsi sistem pada LCD TV, namun sudah dilengkapi dengan teknologi LED Back Light. Dibandingkan dengan lampu neon, lampu LED jelas lebih unggul dari sisi “life-time” nya (karena lebih sedikit menghasilkan panas), lebih hemat listrik, dan cenderung lebih terang.
Karena ukuran lampu LED yang jauh lebih kecil daripada lampu neon, hal ini memungkinkan produsen LED TV untuk membuat TV dengan ukuran yang jauh lebih tipis daripada LCD TV (sekitar 1.18 inch). Design yang slim inilah yang menyebabkan LED TV cenderung dijual dengan harga yang cukup mahal di pasaran (sekitar 20% lebih mahal atau 1.5 kali lipat dari harga LCD TV biasa).
TV dengan jenis ini jelas lebih unggul di antara jenis TV pendahulunya; dengan tingkat ketajaman gambar dan gradasi yang setara LCD TV, lebar sudut pandang yang setara Plasma TV, dan pengaturan gerak (motion-handling) yang melebihi TV Tabung.
Selain itu, LED TV dapat dikatakan jauh lebih unggul dibandingkan LCD TV biasa dilihat dari tingkat kontrasnya yang sangat tinggi (1,000,000 : 1), konsumsi listrik yang jauh lebih rendah, dan lebih ramah lingkungan.
LED TV - Go Green
Teknologi LED TV paling hemat listrik dan ramah lingkungan
sumber ;
 http://www.arjunaelektronik.com/perbandingan-tv-tabung-plasma-lcd-dan-led-tv/

AMPLIFIER RUANGAN 150 WATT

Amplifier Ruangan 150 Watt

Amplifier adalah perangkat penguat sinyal, dalam hal ini amplifier yang akan dibuat adalah amplifier ruangan dengan daya 150 watt. Amplifier untuk ruangan yang sederhana pada umumnya dilengkapi dengan pengatur nada (tone control) dalam 1 box. Kapasitas daya untuk amplifier ruangan tidak perlu terlalu besar, karena digunakan untuk menguatkan sinyal dalam suatu ruangan (rumah) saja. Berikut adalah tahapan dalam membuat amplifier.
Amplifier Ruangan

Bagian Amplifier

Untuk membuat sebuah amplifier ruangan diperlukan beberapa kit atau rangkaian sebagai berikut :
  • Power Amplifier
  • Tone control
  • SpeakerProtektor
  • Power Supply
  • Box Amplifier

1. Power Amplifier

Power amplifier yang dipilih adalah power amplifier OCL 150 watt. Kit power amplifier 150 watt terdapat banyak jenis di toko elektronika, oleh karena itu perlu dipilih yang baik. Power amplifier OCL 150 watt memiliki daya atau power yang lebih dari cukup untuk menguatkan sinyal audio dalam sebuah ruangan. Berikut adalah contoh kit power amplifier OCL 150 Watt.
Kit Power Amplifier OCL 150 WattKit Power Amplifier OCL 150 Watt
Skema rangkaian power OCL 150 watt diatas menggunakan transistor power TIP3055 dan TIP2955, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema rankaian power amplifier OCL 150 watt berikut :
Rangkaian Power OCL 150 WattRangkaian Power OCL 150 Watt
Rangkaian power amplifier OCL 150 watt diatas adalah skema untuk 1 sisi atau chanel, dalam kit power OCL 150 watt diatas merupakan gabungan 2 buah rangkaian power OCL 150 watt tersebut karena kit tersebut stereo.

2. Tone Control

Tone control yang dapat dipasangkan dengan power amplifier OCL 150 watt ada banyak jenis, yang paling sederhana dan memiliki kualitas yang bagus salah satunya tone control 4 transistor. Tone control 4 transistor ini dipilih karena sistem pengatur nadanya baxandall dan tegangan kerja tone control sama dengan tegangan power amplifier, sehingga tidak perlu power supply tambahan,selain itu tone control ini murah. Berikut kit tone control 4 transistor tersebut.
Tone Control 4 TransistorTone Control 4 Transistor
Skema rangkaian tone control 4 transistor diatas adalah sebagai berikut.
Rangkaian Tone Control 4 TRRangkaian Tone Control 4 Transistor

3. Speaker Protektor

Speaker protektor adalah rangkaian yang berfungsi untuk melindungi load speaker dari lonjakan tegangan pada output power amplifier. Pada prinsipnya speaker protektor bekerja dengan menunda waktu interkoneksi antara speaker dengan power amplifier, sehingga lonjakan tegangan power OCL pada saat pertama kali dihidupkan tidak tersalurkan ke speaker. Speaker protektor yang baik selain dapat menunda waktu terhubungnya speaker juga harus dapat memutus dengan cepat apa bila terdapat sinyal DC pada output power amplifier. Berikut kit speaker protektor yang dapat digunakan.
Kit Speaker ProtektorKit Speaker Protektor
Kit speaker protektor diatas adalah stereo,sehingga jalur output dari power ampliifer OCL 150 watt diatas langsung dihubungkan ke input speaker protektor. Berikut adalah skema rangkaan speaker protektor diatas.
Skema Rangkaian Speaker ProtektorSkema Rangkaian Speaker Protektor

4. Power Supply

Power supply yang diperlukan untuk membuat amplifier ini adalah power supply simetris dengan kapasitas arus minimal 5 Ampere dan tegangan output simetris 25 – 32 volt. Untuk transformator sebaiknya dipilih yang berkualitas karena transformator yang tidak bagus pada umumnya dapat menyebabkan noise (dengung) dari gelombang elektromagnetik transformotor tersebut. Selain itu sebaiknya dipilih transformator yang menyediakan terminal extra 500 mA atau 1 A untuk memberikan supply tegangan ke speaker protektor dan kipas.
Kit Power Supply AmplifierKit Power Supply Amplifier
Untuk bagian kit power supply yang perlu diperhatikan adalah kapasitas kapasitor (elco) dan kapasitas arus dioda bridge. Hal ini karena apabila kurang besar maka akan terjadi drop tegangan pada saat amplifier mereproduksi nada bass.
Rangkaian Power Supply AmplifierRangkaian Power Supply Amplifier

Cara Merakit Amplifier

Cara merakit amplifier dalam sebuah box yang perlu diperhatikan adalah tata letak kit power amplifier terhadap transformator power supply,kipas dan kit yang lain karena menentukan jalur kabel dan sirkulasi udara dalam box.
  • Posisi transformator perlu diperhatikan karena memancarkan gelombang elektromagnetik disekitar trsformer, selain itu berat.
  • Posisi kit power amplifier terhadap kipas, hal ini penting karena kipas berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara, sehingga komponen yang menimbulkan panas seperti transisto power amplifier dan transformator sebisa mungkin mendapat prioritas mendapat sirkulasi udara yang lancar.
  • Posisi tone control sebaiknya terlindung dari pengaruh elektromagnetik dari transformator (terutama bagian input), hal ini bertujuan agar tidak terjadi dengung karena efek elektromagnetik.
  • Jalur kabel input sebisa mungkin dijauhkan dari transformer dan menggunakan kabel coaxial aar gelombang elektromagnetik dari luar tidak mengenai sinyal input amplifier.
  • Sistem grounding dalam rangkaian sebaiknya dihubungkan ke box, kecuali ground untu speaker protektor jangan sampai terhubung dengan ground rangkaian power amplifier, hal ini bertjuan agar speaker protektor dapat mendeteksi sinya DC dari output power amplifier dengan baik.
 Setelah proses perakitan selesai, sebaiknya amplifier ruangan tersebut di test dengan dinyalakan tanpa terhubung dengan speaker dan sinyal input, pastikan semua temperatur komponen normal dan jangan lupa mengukur jalur output speaker amplifier dengan mutlimeter VAC (harus 0 volt) pada saat tanpa sinyal dan tidak ada tegangan DC pada terminal output. Setelah semua normal silahkan sihubungkan ke loaud speker dan diberikan sinyal audio pada amplifier yang baru kita buat.
                                                                                                                              
                                                                                                                          Sumber dari Google

JENIS-JENIS KOMPONEN ELEKTRONIKA BESERTA FUNGSI DAN SIMBOLNYA



Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya

Komponen-komponen Elektronika
Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya – Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
  1. Resistor yang Nilainya Tetap
  2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
  3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
  4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :

Jenis-jenis Resistor

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
  1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
  2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
  3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

Jenis-jenis Kapasitor

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
  1. Induktor yang nilainya tetap
  2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Gambar dan Simbol Induktor :

Jenis-jenis Induktor (Coil)

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
  1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
  2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
  3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
  4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
  5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
  6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

Gambar dan Simbol Dioda:

Jenis-jenis Dioda

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Gambar dan Simbol Transistor :

Jensi-Jenis Transistor

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

Jenis-jenis IC (Integrated Circuit)

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

Jenis-jenis Saklar (Switch)

SEJARAH PERKEMBANGAN ELEKTRONIKA


Sejarah Perkembangan Elektronika 

Posted by: Editor in Elektronika

Lahirnya elektronika sebenarnya mula-mula atas tuntutan kebutuhan manusia akan sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi menggunakan telepon yang ditemukan oleh A.G. Bell pada tahun 1876 masih terlalu sederhana, banyak keterbatasan-keterbatasannya. Untuk memungkinkan hubungan yang mencapai jarak jauh dan mutu yang baik serta kapasitas saluran yang tinggi, dituntut adanya penguatan sinyal, modulasi, demodulasi serta multipleksi. Dan untuk mencapai jarak yang lebih jauh lagi dengan beaya yang lebih murah, diperlukan penggunaan media gelombang elektromagnetik.
           Pada tahun 1896 Marconi berhasil menciptakan telegrap radio,telegrap tanpa kabel, tetapi menggunakan media gelombang elektromagnetik. Dengan demikian tuntutan jarak yang jauh dapat dipenuhi. Namun tuntutan-tuntutan yang lain belum dipenuhi, sehingga para ahli terus bekerja tanpa mengenal lelah.
          Pada tahun 1904 Sir Ambrose Fleming menemukan tabung hampa dengan dua elektrode (tabung dioda), yang dinamakannya “valve” (katup). Katup ini dapat berfungsi sebagai  detektor sinyal-sinyal dari telegrap radio Marconi. Dua tahun kemudian yakni tahun 1906, De Forest meletakkan elektroda ketiga (kisi) pada katup Fleming sehingga ditemukanlah tabung trioda, yang ia beri nama audion. Audion ini dapat berfungsi antara lain untuk memperkuat sinyal-sinyal tersebut. Jadi mulai tahun 1904 ini sebenarnya orang sudah mulai mengendalikan gerakan-gerakan elektron dalam ruang  hampa, sehingga tahun itu dapat dipandang sebagai tahun “kelahiran” Elektronika. Namun ada orang yang menyatakan tahun  1906 yakni tahun ditemukannya tabung trioda ini sebagai tahun  “kelahiran” Elektronika, ada pula yang menyatakan tahun 1911 yakni tahun diperolehnya tabung trioda yang lebih handal (setelah disempurnakan tabung hampa udaranya dan digunakan katoda lapis oksida).
Dengan ditemukannya tabung trioda ini dan lebih-lebih dengan ditemukannya tabung iconoscope yaitu tabung hampa yang merupakan alat dasar dalam kamera televisi oleh Vladimir Zwonykin padaa tahun 1920, maka industri radio dan televisi berkembang pesat.
Ditinjau dari daya yang digunakan, kecepatan, ukuran geometrik, berat dan kemudahan rusak, tabung triodadiatas masih banyak keterbatasan-keterbatasannya. Oleh karena itu para ahli berusaha untuk memperoleh alat yang mempunyai fungsi sama, tetapi dengan keterbatasan-keterbatasan minimal.
Pada tahun 1948 John Bardeen, Walter H. Brattain dan William Shockley menemukan alat tersebut, yang diberi nama  transistor. Transistor ini dibuat dari bahan semikonduktor, dan transistor ini dapat menggantikan fungsi tabung trioda. Karena tidak menggunakan filamen pemanas seperti pada tabung hampa, transistor tidak banyak memakan daya. Disamping itu ukurannya kecil dan tidak mudah pecah. Akibatnya radio yang menggunakan transistor  dapat dibuat berukuran kecil dan dapat menggunakan baterai sebagai sumber daya listriknya. Disamping itu transistor dapat diproduksi secara massal sehingga harga menjadi murah. Demikian pula dengan  menggunakan transistor orang dapat membuat komputer elektronika yang lebih kecil tetapi mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada jika menggunakan tabung hampa.
Hubungan antar komponen rangkaian elektronika dalam era transistor ini pada umumnya menggunakan PCB (Printed Circuit Board = papan rangkaian tercetak), melalui penyolderan. Suatu kelemahan dari hubungan semacam ini adalah reliabilitas tidak prima disamping ukuran masih cukup besar, walaupun tidak  sebesar pada rangkaian dengan tabung hampa. Karena itu para ahli berusaha untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan ini.
Pada tahun 1958 J.S. Kilby menemukan rangkaian terpadu (IC = “integrated circuit” = rangkaian terintegrasi), suatu keping (chip) silikon tunggal yang ukurannya sangat kecil (≈1 mm2) yang diatasnya berisi rangkaian elektronika yang diproses dengan teknik-teknik difusi dan pengendapan. Semenjak ditemukan rangkaian terpadu tersebut, jumlah komponen per chip terus berkembang sehingga  dewasa ini dikenal IC jenis SSI (“Small Scale Integration”), MSI (“Medium Scale Integration”), LSI (“Large Scale Integration”), VLSI (“Very Large Scale Integration”), yang masing-masing mempunyai jumlah komponen transistor) per chip 10-100, 100-1000, 1000-100.000, dan > 100.000. Dengan ditemukannya rangkaian terpadu ini sejarah elektronika mengalami babak baru yaitu babak mikroelektronika.
Dengan semakin meningkatnya jumlah komponen per chip dalam rangkaian terpadu (IC) ini maka terdapat kecenderungan pemakaiannya menjadi makin khusus, sehingga tidak diproduksi secara besar-besaran, akibatnya harganya menjadi mahal.
Pada tahun 1971 perusahaan elektronika Intel Inc di Amerika Serikat berhasil membuat IC mikroprosesor, yang merupakan “otak” dari komputer. IC mikroprosesor ini bersifat fleksibel, mempunyai fungsi hampir mirip tak terbatas. Dengan perangkat  keras yang sama dapat diperoleh berbagai fungsi, hanya dengan merubah program. Akibatnya dapat diproduksi dalam jumlah cukup banyak dengan harga relatif murah.
Jika diamati perkembangan elektronika dari sejak “kelahirannya” sampai sekarang, nampak bahwa perkembangan tersebut menuju miniaturisasi komponen. Bahkan dewasa ini telah ditemukan “one chip micro computer” atau mikro komputer dalam satu chip. “Komponen” baru ini terdiri atas mikroposesor, memori baca tulis, memori baca, dan unit input-output yang seluruhnya terletak dalam satu chip. Disamping itu perkembangan menuju  ke arah peningkatan kemampuan, dan “intelegensi”.

Kamis, 12 Februari 2015

CARA MEMBACA NILAI RESISTOR


        cara membaca nilai Resistor – Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam   sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω).

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor

Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :

Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang k3-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 *102 = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 103 = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :

Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Resistor Chip
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 103
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 102 = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 103 = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)